Arti Mimpi Hamil Menurut Ulama | Konsultasi Muslim
Mimpi adalah bunga tidur
menurut sebagian manusia, tak heran sebagian tak menghiraukan mimpi yang dialami
saat tidur karena bagi mereka tak mempunyai arti apa-apa. Namun rupanya diantara
para ulama ada yang menafsirkan mimpi tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka
dan ini tentu saja murni hasil ijtihad sendiri, bukan berdasarkan Al-Qur’an dan
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu mimpi yang ditafsirkan
para ulama adalah mimpi hamil di waktu tidur.
Abu Bakar Al-Ihsa’i berkata di dalam kitabnya Jami’
Tafasir Al-Ahlam :
وَأما الْحمل فَهُوَ للْمَرْأَة
زِيَادَة المَال وللرجل حزن وَقيل رُؤْيَة الْحمل دَلِيل على النِّعْمَة وَالْمَال
سَوَاء كَانَ الرَّائِي رجلا أَو امْرَأَة ورؤية الصَّبِي الَّذِي دون الْبلُوغ
أَنه حَامِل تؤول لوالده ورؤية الصبية ذَلِك لوالدتها وَمن رأى أَن امْرَأَته
حَامِل فَإِنَّهُ يَرْجُو شَيْئا من عرض الدُّنْيَا وَقَالَ بَعضهم وَالْحمل صَالح
للرِّجَال وَالنِّسَاء على كل حَال وَمن رأى أَن شَيْئا من الْحَيَوَان حَامِل
فَهُوَ خير وَمَنْفَعَة خُصُوصا إِن كَانَ نَوعه محبوبا
Adapun mimpi hamil jika hal
itu dialami oleh perempuan, maka itu adalah pertanda akan bertambahnya harta
atau rezeki, sebaliknya jika dialami oleh laki-laki maka itu adalah pertanda
akan munculnya kesedihan. Ada juga yang berpendapat bahwa mimpi hamil adalah
petunjuk akan hadirnya kenikmatan dan harta di dunia nyata, sama saja baik yang
memimpikannya adalah laki-laki atau perempuan.
Apabila yang bermimpi adalah
anak yang belum baligh, maka mimpi tersebut ditujukan kepada orang tuanya.
Apabila yang bermimpi adalah anak perempuan, maka mimpi tersebut ditujukan
kepada ibunya, sedangkan jika yang bermimpi adalah anak laki-laki, maka mimpi
tersebut diperuntukkan untuk ayahnya. Jika seorang laki-laki melihat istrinya
hamil, maka di dunia nyata dia sedang mengharapkan sesuatu yang berkaitan dengan
urusan duniawi.
Ada juga yang mengatakan,
bahwa mimpi hamil, siapapun yang memimpikannya, baik itu laki-laki atau
perempuan maka sama-sama menunjukkan makna kebaikan dalam kondisi apapun. Dan barangsiapa
yang melihat binatang yang hamil, maka itu pertanda bahwa akan hadirnya
kemanfaatan dan kebaikan, khusus apabila binatang tersebut dia sukai. (Jami’
Tafasir Al-Ahlam, jilid 1 halaman 126).
Perlu diketahui bahwa tafsir
mimpi di atas adalah hasil dari ijtihad ulama, dan sebuah ijtihad bisa saja
benar dan bisa salah, karena yang mengetahui perkara ghaib hanya Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada seorangpun dari makhluk ini yang mengetahuinya
selain Allah.
Allah berfirman :
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ
يُبْعَثُونَ
Katakanlah : Tidak ada
seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali
Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml
: 65).
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ
عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
(Dia adalah Tuhan) Yang
Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang
yang ghaib itu. (QS. Al-Jin : 26).
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي
خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ
إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ
وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Katakanlah: Aku tidak
mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula)
aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu
tidak memikirkan (nya)? (QS. Al-An’am : 50).
Boleh-boleh saja percaya
kepada ijtihad ulama tentang mimpi asalkan tidak keluar dari ketentuan Al-Qur’an
dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti misalnya percaya bahwa
mimpinya tersebut pertanda membawa musibah kepadanya, maka ini sudah melanggar
ketantuan syari’at karena sudah termasuk ramalan, sedangkan yang mengetahui
yang ghaib hanya Allah semata, sedangkan makhluk Allah tidak diberi kemampuan
untuk itu. Maka lihatlah terlebih dahulu seperti apa tafsir mimpi tersebut. Jangan
terlalu meyakini tafsiran tersebut karena satu-satunya orang yang Allah kasih
kemampuan untuk menafsirkan mimpi dulu adalah Nabi Yusuf ‘alaihis salam, namun
sekarang beliau telah wafat, maka jangan terlalu meyakini tafsir mimpi, apalagi
hanya sekedar hasil ijtihad semata.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa
Ar-Riyawi
Posting Komentar