Hukum Shalat Rabu Wekasan dalam Islam, Bolehkah? | Konsultasi Muslim
Pertanyaan:
Pertanyaan:
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Mohon izin bertanya ustadz,
apakah ada ibadah di Rabu Wekasan menurut Islam? Terimakasih.
Dari: Fulan
Dijawab oleh :
Fastabikul Randa Ar-Riyawi حفظه الله تعالى melalui tanya
jawab grup Kajian Whatsapp
Wa'alaikumussalam
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Perlu
diketahui bahwa Rabu Wekasan tidak dikenal di dalam Islam dan tidak ada
pensyari'atan ibadah di dalamnya.
Sebuah
qoidah ushul fiqh menyebutkan:
الْأَصْل فِي الْعِبَادَةِ
التَّوَقُّفُ
Hukum asal ibadah adalah diam
sampai datang dalil. (Fathul Baari, jilid 3 halaman 54).
Syekh Sulaiman Al-Bujairimi
rohimahullah berkata di dalam kitabnya Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khotib:
وَالْأَصْلُ فِي الْعِبَادَةِ
أَنَّهَا إذَا لَمْ تُطْلَبْ لَمْ تَصِحَّ
Hukum asal dalam ibadah
apabila tidak dianjurkan, maka tidak sah. (Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khotib,
jilid 1 halaman 417).
Sebagai seorang muslim,
beribadah tentunya haruslah berdasarkan dengan dalil, baik dari Al-Qur’an maupun
dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak sah ibadah jika tidak
ada dasarnya dari Al-Qur’an dan hadits serta tidak dicontohkan oleh baginda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Banyak
yang meyakini bahwa Allah akan menurunkan musibah pada hari Rabu Wekasan
tersebut. Padahal berita semacam itu tidaklah benar dan tidak ada dalil yang
menerangkannya di dalam Islam.
Itu
hanya sebuah ramalan yang tidak berdasar. Barangsiapa yang mempercayainya, maka
dia telah menyekutukan Allah, karena yang mengetahui segala sesuatu hanya
Allah, tidak ada yang mengetahui selain Allah.
Allah
berfirman :
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ
يُبْعَثُونَ
Katakanlah:
"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan. (QS. An-Naml : 65).
Lalu
bagaimana dengan ibadah yang dibuat untuk mencegah turunnya musibah pada Rabu
Wekasan?
Jika
Rabu wekasan saja tidak dikenal di dalam Islam, apatah lagi ibadah untuk menolak
musibah yang diyakini akan diturunkan pada rabu Wekasan tersebut. Tentunya
ibadah seperti ini tidak disyari'atkan di dalam Islam dan tidak boleh
dikerjakan.
Loh
bukannya ibadah jika dikerjakan bagus ustadz? Betul ibadah boleh dikerjakan
selagi tidak bertentangan dengan syari'at Islam. Akan tetapi masalahnya dia
mengerjakan ibadah tersebut dengan meyakini adanya keyakinan bahwa Allah
menurunkan musibah pada saat itu. Ini yang bermasalah dan tidak boleh
dikerjakan.
Jadi
misalnya seperti shalat Rabu wekasan, sedekah Rabu wekasan, selametan khusus
Rabu wekasan dan sebagainya, maka pada dasarnya bagus, namun jika niatnya
karena meyakini di Rabu Wekasan Allah menurunkan musibah, maka ibadah yang
dikerjakan menjadi rusak karena keyakinannya tersebut.
Sebuah
qoidah fiqih menyebutkan :
الأصل في العبادة الحظر, فلا يشرع
منها إلا ما شرعه الله و رسوله
Hukum
asal dalam ibadah adalah terlarang, maka suatu ibadah tidak disyari'atkan
kecuali ibadah yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya
Shalat
pada rabu wekasan tidak ada contohnya dari baginda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan tidak disyari'atkan di dalam Islam serta tidak ada satu
hadits shahih pun yang menerangkan hal itu.
Jika
menganggap shalat Rabu wekasan disyari'atkan di dalam Islam, padahal tidak
disyari'atkan, maka sama saja membuat syari'at baru dalam agama ini.
Lajnah
Daimah pernah ditanya tentang hukum shalat pada akhir Rabu di bulan Safar:
السؤال
Pertanyaan:
صلاة آخر أربعاء من شهر صفر لدفع
البلاء، ما حكمها وما صحتها وما دليلها؟
Shalat
di akhir Rabu dari bulan Safar untuk menolak bala’ (bencana), apa hukumnya, kebenarannya
dan apa dalilnya?
الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول
الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فالصلاة
المذكورة بدعة لا أصل لها ولا دليل عليها، بل هي مكذوبة. وقد سئلت عنها اللجنة
الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء بالسعودية فقالت: هذه النافلة
المذكورة في السؤال لا نعلم لها أصلاً من الكتاب ولا من السنة، ولم يثبت لدينا أن
أحداً من سلف هذه الأمة وصالحي خلفها عمل بهذه النافلة، بل هي بدعة منكرة، وقد ثبت
عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد.
وقال: من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. ومن نسب هذه الصلاة وما ذكر معها
إلى النبي صلى الله عليه وسلم أو إلى أحد من الصحابة رضي الله عنهم فقد أعظم
الفرية، وعليه من الله ما يستحق من عقوبة الكذابين. وبالله التوفيق. وصلى الله على
نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Alhamdulillah was sholatu
was salamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala ‘aalihi wa sohbihi, amma ba’du:
Shalat seperti yang
disebutkan dalam pertanyaan adalah bid’ah dan tidak kami jumpai dalilnya dalam
Al-Quran dan sunah. Tidak juga kami ketahui bahwa ada salah satu ulama masa
silam dan generasi setelahnya yang mengamalkan ritual ini. Jelas ini adalah
perbuatan bid’ah. Dan terdapat hadis shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda: “barangsiapa yang membuat hal baru dalam
agama, maka akan tertolak.” Siapa yang beranggapan ritual semacam ini pernah
dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau pernah dilakukan sahabat
radhiyallahu ‘anhum, maka dia telah melakukan kedustaan atas nama beliau. Wa
billahi at-Taufiiq. Wa shallallahu ‘ala muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihii
wa sallam. (Fatwa Lajnah Daaimah di Islam Web).
Begitu
juga tidak ada dalil yang menerangkan bahwa Allah menurunkan bencana sebanyak
320.000 setiap tahunnya, termasuk diturunkan di Rabu Wekasan misalnya. Maka
jika ada yang mengatakan seperti itu, dia harus mendatangkan dalil shahih
tentang itu.
Kaum
muslimin hendaklah senantiasa menjauhi sesuatu yang tidak ada dasarnya dari
syari'at Islam.
Semoga
bisa dipahami.
Wallahu
Ta'ala a'lam.
Posting Komentar