Roh Gentayangan Menurut Islam, Mitos atau Fakta? | Konsultasi Muslim
Banyaknya
kabar yang tersebar di seantero negeri tentang hal-hal yang berbau mistis,
seperti penampakan pocong, sampai kepada roh yang bergentayangan di
tempat-tempat tertentu. Ada yang berkeyakinan bahwa roh tersebut bergentayangan
disebabkan mati bunuh diri, orang jahat sewaktu hidupnya ataupun yang lainnya.
Nah, mereka meyakini orang yang mati karena hal itu rohnya bisa bergentayangan.
Benarkah keyakinan ini di menurut Islam?
Menurut Islam, keyakinan-keyakinan seperti adalah bagian
dari mitos dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, sebab menurut keyakinan Islam,
orang yang sudah meninggal dunia akan berada di alam kubur dan tidak akan
dikembalikan ke dunia untuk urusan apapun, karena waktu untuk dunianya sudah
habis dan tidak ada kesempatan kedua yang diberikan kepadanya.
Berikut
dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits:
1. Dari
Al-Qur’an
Allah berfirman :
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ، لَعَلِّي
أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا
ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir
itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:
"Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari
mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun : 99-100).
Imam Ibnu Zamanin Al-Maliki rohimahullah mengomentari ayat
di atas di dalam kitabnya Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aziz :
{لَعَلِّي
أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ} يَعْنِي: فِيمَا ضَيَّعْتُ. قَالَ اللَّهُ:
لَسْتَ بِرَاجِعٍ إِلَى الدُّنْيَا
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Artinya : “apa yang aku luput mengerjakannya sewaktu di dunia.”
Maka Allah berkata : Kamu tidak akan dikembalikan ke dunia. (Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Aziz, jilid 3 halaman 211).
2. Dari
Hadits
Dari Jabir bin Abdullah rodhiyallahu ‘anhuma berkata :
لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لِي:
«يَا جَابِرُ مَا لِي أَرَاكَ مُنْكَسِرًا»؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
اسْتُشْهِدَ أَبِي، وَتَرَكَ عِيَالًا وَدَيْنًا، قَالَ: «أَفَلَا أُبَشِّرُكَ
بِمَا لَقِيَ اللَّهُ بِهِ أَبَاكَ»؟ قَالَ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ:
" مَا كَلَّمَ اللَّهُ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ، وَأَحْيَا
أَبَاكَ فَكَلَّمَهُ كِفَاحًا. فَقَالَ: يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ. قَالَ:
يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلَ فِيكَ ثَانِيَةً. قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ:
إِنَّهُ قَدْ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يُرْجَعُونَ
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertemu denganku. Dan beliau bertanya kepadaku : ”Wahai Jabir, mengapa
engkau sedih?” Saya menjawab : ”Ya Rasulullah, ayahku mati syahid. Sementara
beliau meninggalkan beberapa anak dan utang.” jawab Jabir. Beliau berkata : ”Maukah
kuceritakan nikmat besar yang Allah berikan kepada ayahmu?” tawar Nabi. ”Tentu,
ya Rasulullah.” jawab Jabir. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Allah tidak pernah berbicara dengan seorangpun kecuali di balik
tabir. Sementara itu, Allah menghidupkan ayahmu, dan berbicara dengannya secara
berhadap-hadapan. Allah berfirman, ”Wahai hamba-Ku, mintalah sesuatu kepada-Ku,
pasti Aku beri.” ”Ya Allah, hidupkanlah aku kembali (di dunia), agar aku bisa
berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” jawab hamba. Allah berfirman :
“Telah menjadi ketetapan-Ku sebelumnya, bahwa mereka tidak akan di kembalikan ke
dunia.” (HR. At-Tirmidzi, hadist no. 3010).
Syekh
Al-Albani mengomentari hadist di atas dalam Sunan At-Tirmidzi :
حسن
Derajat
hadistnya hasan. (Sunan At-Tirmidzi, jilid 5 halaman 230).
Berdasarkan dalil dan keterangan ulama di atas, bahwa
bagaimana pun mati seseorang, apakah matinya melalui perantara bunuh diri,
tabrakan, ataupun yang lainnya, maka rohnya tidak akan di kembalikan ke dunia,
tapi tetap berada di alam barzakh (alam kubur).
Penampakan orang yang meninggal menjadi
pocong, hantu atau kuntilanak, siapakah dia
sebenarnya?
Islam berkeyakinan, bahwa jika ada sebuah penampakan, misalnya
penampakan si A menjadi pocong ataupun kuntilanak, maka sebenarnya yang dilihat
tersebut bukanlah dia, melainkan jin qorin yang selama ini mengikuti ke manapun
dia pergi. Dan perlu diketahui juga bahwa setiap manusia mempunyai jin qorin (yang
mengikuti).
Dari Ibnu
Mas’ud rodhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا
وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِينُهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
". قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: " وَإِيَّايَ،
لَكِنَّ اللهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ، فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ
Tidaklah seorangpun di antara kalian kecuali disertakan
padanya qorin (yang selalu mengikuti ke manapun) dari kalangan jin dan qorin
dari kalangan malaikat. Para sahabat bertanya : “Kepada anda juga wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab : “Kepadaku juga, tetapi Allah Azza wa Jalla
membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku
kecuali kebaikan. (HR. Ahmad, hadist no. 3802).
Jin qorin inilah yang mengetahui apapun yang dilakukan si
A, dan jin qorin tersebut merubah wajah seperti wajah si A. Jadi, jangan heran
jika ada yang melihat hantu yang wajahnya persis seperti si A. Yang dilihat
tersebut adalah jin qorin, di mana jin qorin itu mengubah wajahnya seperti
orang yang meninggal tersebut.
Apa tujuannya?
Yaitu agar manusia percaya bahwa orang yang meninggal bisa
hidup lagi dan rohnya menjadi gentayangan. Dengan begitu, rusaklah akidah
orang-orang yang beriman kepada Allah.
Allah befirman :
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ
وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir),
sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS. Al-Baqarah : 268).
Inilah tujuan setan, menyesatkan manusia dari jalan yang
lurus. Dengan menakut-nakuti manusia dan melakukan tipu daya kepada manusia
dengan cara menjadi pocong dengan menyerupai wajah orang yang meninggal,
kemudian dipercayai oleh manusia, maka rusaklah akidah orang-orang yang beriman
kepada Allah. Padahal sudah jelas, bahwa roh orang-orang yang beriman tidak
akan di kembalikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ke dunia.
Allah berfirman :
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي
مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ
الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa orang ketika matinya dan memegang jiwa
orang yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa orang yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az-Zumar : 42).
Kesimpulan
:
1. Orang
yang sudah meninggal dunia tidak bisa kembali ke alam dunia, tapi dia berada di
alam barzakh (alam kubur).
2.
Penampakan orang yang meninggal menjadi pocong atau yang lainnya adalah jin
qorin yang dulu selalu mengikutinya sewaktu hidup.
3. Di dalam
Islam, roh gentayangan itu tidak ada, baik mati karena bunuh diri, karena
durhaka kepada orang tua atau karena tabrakan ataupun yang lainnya. Karena roh
gentayangan tersebut adalah jin qorin orang yang meninggal.
4. Roh
orang yang meninggal tidak akan di kembalikan Allah ke dunia berdasarkan dalil
di atas, tapi ditahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai hari kiamat.
5. Islam
melarang untuk percaya kepada mitos atau khurafat, dan roh gentayangan
merupakan mitos yang turun-temurun dan telah dibantah oleh Al-Qur’an dan Hadist
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa keyakinan tersebut tidaklah benar.
Semoga
bermanfaat.
Penulis :
Fastabikul Randa Ar-Riyawi
Posting Komentar